Selasa, 20 April 2010

Makalah Landasan Pendidikan

INTERAKSI SOSIAL DAN PESAN BUDAYA
SEBAGAI LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN



Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Landasan-landasan dan Problematikan pendidikan




Oleh:
SEMAUN NAIDU












Dosen Pengampu
Dr. DJAMAAH SOPAH, M.Sc.Ed
Dr. AISYAH A.R, M.Pd





JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2010



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Setiap bagian roda kehidupan manusia tidak pernah lepas dari unsur sosial dan budaya. Sepanjang kegiatan kehidupan manusia, aktivitasnya tidak terlepas dari kelompok manusia lainnya. Karena hal itu dikatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial karena memerlukan kehadiran dan bantuan serta peran serta orang lain. Sosial budaya ini tercermin pada kegiatan sekelompok manusia secara bersama-sama.
Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Di lain pihak manusia juga memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain. Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan manusia agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya.
Secara sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya. Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi.
Pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak
B. Permasalahan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam makalah ini adalah: Bagaimanakah Interaksi sosial dan pesan budaya itu dapat menjadi landasan sosial budaya pendidikan
C. Tujuan dan Manfaat.
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Menguraikan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi sosial budaya pendidikan.
2. Menjelaskan bagaimana interaksi sosial dan pesan budaya itu dapat mempengaruhi landasan sosial budaya
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah pemahaman bagi penulis tentang interaksi sosial dan pesan budaya dalam kaitannya denga landasan pendidikan
2. Memberikan penjelasan tentang unsur- unsur yang dapat mempengaruhi sosial budaya pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sosiologi.
Secara etimologi, kata sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu kata socious yang berarti teman, dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian tersebut diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat.
Seiring dengan perkembangan sosiologi, para ahli telah memberikan definisi dengan sudut pandang yang berbeda-beda, seperti berikut ini: Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam (Ruswandi, 2008: 65) menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Sementara itu August Comte dalam (Sutikno, 2008: 45) berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah: ilmu yang mempelajari hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lain baik struktur, proses dan perubahannya
Sementara itu Faizah (2008:65) mengatakan bahwa sosiologi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: sosiologi umum yang menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum yang menyelidiki aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam, salah satunya adalah sosiologi pendidikan.
2. Pengertian Pendidikan.
Pengertian pendidikan banyak sekali ragam dan berbeda satu dengan lainnya. Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing. Menurut Driyakarya, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Crow and Corw, berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Sedangkan pengertian pendidikan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 bab 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakuakan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan.
3. Sosiologi dan Pendidikan.
Pidarta (2007:151) mengatakan bahwa sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain.
Selanjutnya menurut Pidarta (2007:151) sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1). Empiris, ciri sosiologi sebagai ilmu. 2). Teoritis,peningkatan dari ciri empiris yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu yang lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.. 3). Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus menerus sebagai konsekuensi terjadinya perubahan di masyarakat. 4). Nonetis, menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu-individu di dalamnya dan tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Salah satu bagian sosiologi adalahah sosiologi pendidikan, sosiologi ini membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Konsep sosiologi ini memberi petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana seharusnya mereka membina para siswa agar mereka mememiliki kebiasaan hidup yang harmonis. Sosiologi pendidikan menurut Fauzan meliputi : 1) interaksi guru-siswa, 2) dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah, 3) struktur dan fungsi sistem pendidikan, 4) sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai. Sosiologi berpandangan bahwa perilaku itu tidak bebas, melainkan mengikuti pola yang kontinu dan pola itu yang sebagai pengatur perilaku adalah nilai-nilai yang ada di masyarakat. Secara garis besar ada empat sumber nilai, yaitu norma-norma, agama, peraturan dan perundang-undangan, dan pengetahuan.
Wuradji dalam (Sutikno, 2008: 60) mengatakan bahwa sekolah-sekolah harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada anak-anak di sekolah, antara lain adalah: 1) sekolah sebagai kontrol sosial, yaitu untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek pada anak-anak kala di rumah maupun di masyarakat dan 2) sekolah sebagai pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga negara yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru.
4. Kebudayaan dan Pendidikan.
Menurut Taylor, dalam (Ruswandi, 2008: 45) kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat. Imran Hasan mengemukakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat sitiadat dan nilai-nilai kepandaian. Sedangkan (Tim sosiologi, 2003: 71) megutip pendapat Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
Berdasarkan pendapat tentang budaya di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian budaya adalah: keseluruhan cara hidup manusia baik pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat serta kebiasaan baik yang dipertahankan.
Budaya dapat mempengaruhi cara berpikir dan berinteraksi seseorang. Masing-masing orang memiliki cara bertutur dan berinteraksi yang berbededa, orang Jawa memiliki cara bertutur yang berbeda dengan cara bertutur orang batak.Budaya bukan hanya mempengaruhi cara berbicara dan suara namun juga ekspresi bahasa tubuh dalam bereaksi. Budaya juga dapat membuat seorang individu menjadi unik dengan caranya mengajukan pertanyaan, merespon pertanyaan dalam bercakap-cakap dengan yang lain.
Anak belajar dari kehidupan budaya yang melatarbelakangi mereka. Anak-anak berbahasa dengan bahasa yang dipergunakan ibu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai dan norma dalam suatu budaya bagaikan dimensi kecerdasan beragam. Beragam budaya yang dimiliki dan melatarbelakangi kehidupan anak memiliki kekuatan masing-masing.
Kontribusi budaya yang dimiliki masing-masing anak jika dapat diakomodir dengan baik oleh guru akan memiliki kekuatan tersendiri sebagaimana kuatnya budaya itu berakar di masyarakat. Budaya itu akan terlihat bagai pelangi budaya di sekolah kita. Kebhinekaan yang ada terwujud dalam proses pembelajaran di sekolah kita.
Peran budaya dalam pendidikan di TK dan SD sangat penting. Belajar untuk memahami orang lain sebagai wujud pilar kesejagatan dunia melalui ”learning to live together with them....”membutuhkan praktik nyata dalam kehidupan anak di dalam kelas. Praktik-praktik budaya yang nyata terkait dengan memberi makna bagaimana masing-masing budaya mampu mendialogkan diri seperti dalam berkeseharian, berbahasa, permainan, dan kisah-kisah dongeng (verbal art) yang kaya dengan pesan moral dapat dihimpun dalam kurikulum.
Dialog budaya dapat diaplikasikan melalui tema-tema yang menarik dalam membahas kebersamaan di kelas ”family class.” Pesan yang dapat diusung bersama anak adalah bahwa diri mereka sangat istimewa, unik, dan berbeda yang akan menumbuhkan rasa hormat, respek antarsesama.
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat orang berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang menerima pendidikan maka orang itu akan semakin berbudaya dan semakin tinggi kebudayaan yang dimilkinya akan semakin tinggi pula cara mendidiknya. Karena ruang lingkup kebudayaan sangat luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan dalam kebudayaan.
Pendidikan yang terlepas dari kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan seterusnya kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu kebudayaan umum harus diajarkan pada semua sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah dapat dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal, dan kebudayaan populer juga diajarkan dengan proporsi yang kecil.
Maka dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
Pendidikan adalah suatu proses yang membuat masuknya budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya. Sekolah sebagai salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan bagi anak dalam mengembangkan dirinya.
5. Masyarakat Indonesia dan Pendidikan.
Sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan hidup dan kehidupan. Mengapa masyarakat atau para remaja bersikap seperti itu? asumsi mereka adalah makin tinggi ijazah yang dapat diraih makin cepat dapat pekerjaan serta makin besar gaji yang diterima.
Untuk membuat kebudayaan, termasuk pendidikan di masyarakat, sebagai sesuatu yang tidak selalu disadari oleh pendidik, menjadi wadah proses belajar sehingga anak dapat berkembang wajar sejak awal, membutuhkan sejumlah pembenahan, di antaranya menurut Fauzan (wordpress.com diakses) adalah:1. Kerjasama orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam memperbaiki pendidikan ditingkatkan. 2. Pendidikan nonformal dan pendidikan informal, ditangani secara serius, paling sedikit sama intensitasnya dengan penanganan pendidikan jalur formal. 3. Kebudayaan, terutama tayangan televisi, yang paling banyak pengaruhnya terhadap perkembangan anak dan remaja, perlu ditangani dengan baik seperti telah diutarakan di atas. 4. Kebudayaan-kebudayaan negatif yang lain perlu dihilangkan dengan berbagai cara.
Selanjutnya untuk membuat anak menjadi mandiri dan berkompetensi, yang sebetulnya juga merupakan cita-cita pendidikan yang telah digariskan, merupakan persoalan metodologi belajar dan mengajar. Bila dalam belajar mereka sering atau selalu dihadapkan pada masalah yang nyata terjadi di masyarakat dan diberi kesempatan untuk memecahkannya, tentu tujuan itu lama-lama akan tercapai. Untuk itu, dikatakan Fauzan (http://defauzan.wordpress.com/2009/04/18/makalah-landasan-sosial-budaya pendidikan/ diakses 2 Maret 2010) dalam masa transisi ini kalau pendidikan akan direorganisasi, perlu 1. Memasukkan materi pelajaran yang diambil dari keadaan nyata di masyarakat atau keluarga. 2. Metode belajar yang mengaktifkan siswa baik individual maupun kelompok. 3. Beberapa kali mengadakan survei di masyarakat tentang berbagai kebudayaan. 4. Ikut memecahkan masalah masyarakat dan keluarga. 5. Memberi kesempatan berinovasi atau kreatif menciptakan sesuatu yang baru yang lebih baik tentang hidup dan kehidupan.
6. Interaksi Sosial dan Pesan Budaya.
Pembelajaran yang berbasis pada budaya dan interaksi sosial mengacu pada perkembangan fungsi mental tinggi dan terkait dengan aspek sosio- historis-kultural. Ketiga hal ini akan Sangat berdampak terhadap persepsi, memori dan berpikir anak. Vigotsky dalam Faizah (2008:63) menganjurkan pentingnya melakukan interaksi sosiokultural yang menjadi sarana atau tools dalam proses pembelajaran di sekolah.
Pengalaman-pengalaman anak yang mempertemukan dengan budaya dibutuhkannya untuk dapat meraih ”Zone of Proximal Development.”. Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mengaitkan berbagai aspek pembelajaran yang dimuat dalam kurikulum dengan pengalaman nyata yang dijalani anak sehari-hari.
Metodologi yang efektif terkait dengan pengajaran dalam kelompok besar yang utuh, pengajaran melalui objek nyata, beragam gaya belajar, pengajaran adaptif dan individual, pembelajaran tuntas, pembelajaran kooperatif, pengajaran langsung penemuan dan konstruktif melalui tutor sebaya sangat dibutuhkan anak agar mengarahkan dirinya sendiri dalam proses belajar.
Perkembangan kognitif pada anak tidak hanya tumbuh melalui sentuhan terhadap objek melainkan juga melalui interaksi sosial yang dilakukan dengan orang dewasa dan teman sebaya . Ucapan guru yang santun, kehadiran banyak teman, dan pertanyaan-pertanyaan yang kritis akan membantu anak mengasah, dan mengembangkan kecakapan kognitif yang dimilikinya.
Interaksi sosial dan pesan budaya ditampilkan di sekolah dalam keberagaman. Kelas adalah miniatur masyarakat. Bagaimana anak yang datang dari berbagai etnis, seperti etnis Sunda, Jawa, Betawi, Minang dan sebagainya melebur dalam sebuah kelas. Selanjutnya pesan budaya itu akan muncul dan terasa sangat kental mengaliri suasana kelas belajar sang anak. Zone of Proximal Development memerlukan kehadiran orang lain dalam proses pembelajaran anak. Pada situasi ini anak dapat bekerja dengan teman sebaya serta memberi mereka peluang untuk berpraktik dan bersosialisasi.
Indikator terendah dari Zone of Proximal Development adalah apabila ia dapat bekerja secara mandiri. Sementara indikator tertingginya adalah apabila ia dapat mempelajari anak melalui pelibatan orang lain (orang dewasa dan teman sebaya).
Dalam melakukan interaksi sosial, anak mengelola informasi baru dan mencocokkannya dengan pengetahuan yang telah ia miliki. Akibatnya ia terinspirasi menampilkan kecakapan-kecakapan lebih daripada ia mengerjakannya sendiri.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lain baik struktur, proses dan perubahannya. Dalam kaitannya dengan pendidikan sosiologi ini akan menjadi ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
Budaya dapat mempengaruhi cara berpikir dan berinteraksi seseorang. Kontribusi budaya yang dimiliki masing-masing anak jika dapat diakomodir dengan baik oleh guru akan memiliki kekuatan tersendiri sebagaimana kuatnya budaya itu berakar di masyarakat.
Perkembangan kognitif pada anak akan dapat dibangun melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya atau melalui bantuan orang dewasa yang dinamakan pembelajaran yang berbasis pada budaya dan interaksi sosial akan mencapai pada perkembangan fungsi mental yang tinggi

B. Saran.
Penulisan makalah ini belum sempurna selanjutnya penulis menyarankan
3. Kepada pembaca untuk menjadikan makalah ini sebagai acuan dalam meletakkan kerangka berpikir saja
2. Untuk mencapai materi yang di kehendaki masih perlu penambahan pada contoh
kasus untuk memperjelas tema yang dibahas pada makalah ini.

Daftar Pustaka
Faizah Dewi Utama. 2008. Keindahan Belajar Dalam Perspektif Pedagogi. Jakarta. Cindy Grafika
http://defauzan.wordpress.com/2009/04/18/makalah-landasan-sosial-budaya pendidikan/ diakses 2 Maret 2010
http://kelascmpd.blog.com/2009/11/04/landasan-sosial-budaya-pendidikan/ Diakses 2 Februari 2010
Pidarta Made. 2007. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta..
Ruswandi, Uus. Hermawan, Heris. A. dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: Insan Mandiri.
Sobry, Sutikno, M. 2008 Landasan Pendidikan. Bandung: Prospect..
Tim Sosiologi. 2003 Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudhistira.

Kontrak Belajar

PENDIDIKAN BAHASA SATRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA

KONTRAK BELAJAR

Mata Kuliah/ SKS : Teori Sastra / 2 Sks
Program Studi : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Semester/Tahun Akademik : 2009/2010
Hari/Kelas/Jam Pertemuan : Jum’at RK 09 Kelas CII.4/ 13.00-14.20
Sabtu RK 31 Kelas CII.2/ 15.10-16.20
RK 31 Kelas CII.3/ 18.10-19.30
Minggu RK 5 Kelas CII.1/ 16.40-17.20

Dosen Pengampu : Semaun Naidu, S.Pd.

1.Manfaat Mata Kuliah
Mahasiswa mengetahui dan memahami perkembangan ragam teori sastra secara umum. Di samping itu, mahasiswa juga dapat memahami komponen serta prinsip dasar masing-masing teori sastra masing-masing, pokok pemikiran, serta problematika yang ada di dalamnya. Pada akhirnya, mahasiswa dapat memahami materi yang telah diperoleh tentang teori sastra dan dapat menjelaskannya serta dapat melakukan interpretasi terhadap karya sastra berdasarkan berdasarkan teori yang telah dipahaminya.

2.Deskripsi Mata Kuliah
Matakuliah Teori Sastra merupakan matakuliah bagi mahasiswa semester II Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja. Matakuliah ini akan menjadi dasar pemahaman mahasiswa tentang teori sastra. Materi perkuliahan meliputi perkembangan dan ragam teori sastra yang berkembang sejak abad 19 serta prinsip-prinsip dasar teori sastra.
Mahasiswa juga akan dikenalkan pada contoh bentuk-bentuk penerapan analisis karya sastra yang menggunakan teori sastra tersebut. Pada akhirnya, mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya sebagai alternatif pilihan untuk penelitian akhir (skripsi).

3.Tujuan Instruksional
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
1. Keilmiahan Studi Sastra
2. Formalisme dan Strukturalisme
Karakteristik dan Analisis
3. Strukturalisme Dinamis
Prinsip Dasar dan Analisis Semiotik
4. Strukturalisme Genetik
Pandangan Dunia dan Analisis
5. Stilistika
Gaya dan contoh Analisis
6. Sosiologi Sastra
Sasaran Sosiologi Sastra contoh Analisis
7. Psikologi Sastra
Psikologi dalam Sastra dan contoh Analisis
8. Resepsi Sastra
Analisis
9. Antropologi Sastra
Ruang Lingkup
10. Sastra Perbandingan
Kajian Sastra Perbandingan
Teori dan Metode
11. Feminisme
Seksualitas dan Gender
Contoh Analisis
12. Posmodernisme dan Poskolonialisme
Dekonstruksi
Poskolonialisme
Analisis

4. Strategi Perkuliahan
Metode perkuliahan ini menggunakan metode Ceramah dan Tanyajawab dengan tetap mengutamakan aktifitas mahasiswa, untuk beberapa tujuan instruksional dosen akan memberikan memberikan kuliah singkat pada awal pertemuan untuk memberikan latar belakang dan kerangka berpikir kemudian dilanjutkan diskusi kelompok menganalisis dan mendiskusikan beberapa topik untuk mengembangkan pendapat pribadi serta pengalaman kemudian dilanjutkan dengan diskusi klasikal.

Sebagai tagihan terhadap mahasiswa antara lain adalah makalah presentasi, penampilan diskusi, selanjutnya mahasiswa membuat resume untuk tugas akhir, yang dikumpulkan di pertemuan / tatap muka terakhir. Sekaligus mengevaluasi materi secara keseluruhan dan membahas kelemahan strategi perkuliahan sebagai bahan acuan ke depannya.

5. Materi / Bacaan Perkuliahan
Damono, Sapardi Djoko. (2004). Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa.
Esten, Mursal. 1989. Kesusastrtraan: Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung. Angkasa.
Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Mahayana, Maman.S.2005. 9 Jawaban Sastra Indonesia. Jakarta. Bening Publishing.
Nurhayati. 2008. Stilistik: Teori dan Aplikasi. Palembang. Unsri.
Pradopo, Rachmad Djoko. 2008.Kritik Sastra indonesia Modern.Jogjakarta. Gama Media
Zoest, Aart van. 1993. Semiotika. Jakarta: Sumber Agung.

6. Tugas/ Tagihan.
1.Setiap bacaan perkuliahan sebagaimana disebutkan pada jadwal program harus
sudah dibaca sebelum mengikuti perkuliahan
2.Pada saat mengikuti diskusi kelas mahasiswa harus menyerahkan makalah
yang akan dipresentasikan berdasarkan hasil diskusi kelompok sebelumnya.
3.Evaluasi tengah semester akan dilaksanakan pada pertemuan ke-10 perkuliahan
dan evaluasi akhir semster yang jadwalnya ditentukan oleh pihak fakultas.
3.Menyerahkan resume perkuliahan sebagai tugas akhir mahasiswa

7. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan
kriteria sebagai Berikut
Nilai Point Range
A 4 > 80
B 3 70-79 C 2 60-69 D 1 50-59
E 0 < 49
Dalam menetukan nilai akhir akan digunakan pembobotan sebagai berikut
a.Tugas : 15 %
b.Kuis : 15 %
c.Ujian tengah semester : 30 %
d.Ujian akhir semester : 40 %
dengan ketentuan mahasiswa dapat mengikuti ujian akhir semester kalau prosentasi kehadiran mengikuti perkuliahan ( tatap muka) tidak kurang dari 80 %

8. Jadwal Perkuliahan
Pertemuan ke Pokok Bahasaan/ Sub Pokok Bahasan Sumber
I Penjelasan silabus matakuliah dan
strategi perkuliahan Silabus matakuliah
II Pengantar Umum Damono, Sapardi Djoko. III Formalisme dan Strukturalisme Karakteristik Esten, Mursal. 1989.
IV Strukturalisme Dinamis Zoest, Aart van. 1993. V Strukturalisme Genetik Damono, Sapardi Djoko.
VI Stilistika Nurhayati. 2008. VII Sosiologi Sastra Faruk. 1999.

VIII Resepsi Sastra Junus, Umar. 1985. IX Antropologi Sastra Pradopo, Rachmad Djoko.
X Ujian tengah semester
XI Sastra Perbandingan Damono, Sapardi
XII Feminisme Faruk. 1999.
XIII Posmodernisme dan Poskolonialisme Pradopo, Rachmad Djoko. XIV Psikologi Sastra Mahayana, Maman.S.2005.
XV Keilmiahan Studi Sastra Damono, Sapardi XVI Evaluasi materi keseluruhan

Baturaja, 6 Oktober 2009
Dosen Pengampu


Semaun Naidu,S.Pd.

Kontrak Belajar

PENDIDIKAN BAHASA SATRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA

KONTRAK BELAJAR

Mata Kuliah/ SKS : Menulis I / 3 SKS
Program Studi : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Semester/Tahun Akademik : II / 2009-2010
Hari /Tempat Pertemua/Jam : Jum’at/ RK 34/ CII.3/ 16.00-18.00
Sabtu/ RK 31/ CII.2./ 13.10-15.10
RK 32/ CII.5/ 18.50-20.50
Minggu/RK 5/ CII.1/13.50-15.50

Dosen Pengampu : Semaun Naidu, S.Pd.
1.Manfaat Mata Kuliah
Mahasiswa mampu menuangkan gagasan/ide dalam karangan ilmiah, ilmiah populer, semi ilmiah, dan fiksi.

2.Deskripsi Mata Kuliah
Matakuliah Teori Sastra merupakan matakuliah bagi mahasiswa semester I Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja. Mata kuliah ini merupakan dasar untuk meningkatkan dan mengambangkan kemampuan (:keterampilan) menulis (writing ability) secara memadai. Jadi, konsentrasi mata kuliah ini adalah untuk meletakkan kerangka di bidang kemampuan bernalar dalam menulis, khususnya menulis karangan ilmiah.

3.Tujuan Instruksional.
Setelah perkuliahan selesai disajikan diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengidentifikasi karangan ilmiah, semi ilmiah, nonilmiah, dan fiksi
2. Menyusun perencanaan dan pengorganisasian karangan ilmiah
3. Menentukan topik dan judul karangan
4. Menyusun tahapan menulis karangan
5. Menerapkan penggunaan bahasa, paragraf dengan baik dalam mengembangkan karangan
6. Menyusun kalimat efektif
7. Mengembangkan paragraf dengan berbagai jenis pengembangan
8. Menyunting karangan karya mahasiswa (teman sekelas)
9. Menulis kutipan dalam karangan
10. Menuliskan daftar pustaka
11. Menuangkan gagasan dalam bentuk ringkasan
12. Menyusun resensi

4. Strategi Perkuliahan
Metode perkuliahan ini menggunakan metode Ceramah dan Tanyajawab dengan tetap mengutamakan aktifitas mahasiswa, untuk beberapa tujuan instruksional dosen akan memberikan memberikan kuliah singkat pada awal pertemuan untuk memberikan latar belakang dan kerangka berpikir kemudian dilanjutkan diskusi kelompok menganalisis dan mendiskusikan beberapa topik untuk mengembangkan pendapat pribadi serta pengalaman kemudian dilanjutkan dengan diskusi klasikal.
Selain melakukan Diskusi kelas Matakuliah ini akan mengedepankan praktik. Penulisan yang yang dimaksudkan pada akhirnya akan bermanfaat dan menghasilkan tulisan yang baik. Hal itu akan tercermin pada penulisan karya ilmiah dan akan digunakan pada penulisan skripsi.

5. Materi / Bacaan Perkuliahan
Akhadiah, Sabarti, dkk. 2000. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Alwi. Hasan..dkk 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. 2001. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf, Gorys. 2000. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
Putrayasa, Ida Bagus.2007.Kalimat Efektif:Diksi, Struktur, dan Logika. Bandung. Refika Aditama.
Prayitno, Harun Joko, dkk (ed.). 2001. Pembudidayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press

6. Tugas/ Tagihan.
1. Setiap bacaan perkuliahan sebagaimana disebutkan pada jadwal program harus
sudah dibaca sebelum mengikuti perkuliahan
2. Pada saat mengikuti diskusi kelas mahasiswa harus menyerahkan makalah
yang akan dipresentasikan berdasarkan hasil diskusi kelompok sebelumnya.
3. Evaluasi tengah semester akan dilaksanakan pada pertemuan ke-10 perkuliahan
dan evaluasi akhir semster yang jadwalnya ditentukan oleh pihak fakultas.
3. Menyerahkan resume perkuliahan sebagai tugas akhir mahasiswa

7. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan
kriteria sebagai Berikut
Nilai Point Range
A 4 > 80
B 3 70-79
C 2 60-69
D 1 50-59
E 0 < 49
Dalam menetukan nilai akhir akan digunakan pembobotan sebagai berikut
a.Tugas : 15 %
b.Kuis : 15 %
c.Ujian tengah semester : 30 %
d.Ujian akhir semester : 40 %
dengan ketentuan mahasiswa dapat mengikuti ujian akhir semester kalau prosentasi kehadiran mengikuti perkuliahan ( tatap muka) tidak kurang dari 80 %

8. Jadwal Perkuliahan
Pertemuan ke Pokok Bahasaan/ Sub Pokok Bahasan Sumber
I Penjelasan silabus matakuliah dan strategi perkuliahan Silabus matakuliah
II Umum
Pengantar menulis dan sekitarnya Berbagai Sumber
III Hakikat karangan ilmiah, semiilmiah, nonilmiah, dan fiksi.
1. Karakteristik karangan ilmiah, semi ilmiah, nonilmiah, dan fiksi.
2. perbedaan karangan ilmiah, semi ilmiah, nonilmiah, dan fiksi. Prayitno, Harun Joko, dkk (ed.). 2001. Pembudidayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press
IV Perencaan dan pengorganisasian karangan ilmiah
1. mengilustrasikan karangan ilmiah.
2. contoh karangan ilmiah. Prayitno, Harun Joko, dkk (ed.). 2001. Pembudidayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press
V Topik dan judul karangan
1 . merumuskan topik karangan.
2 . merumuskan judul karangan.
3. membedakan antara topik dengan judul Alwi. Hasan..dkk 2003.
Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf,Gorys.2000.Komposisi.
Ende: Nusa Indah.
VI Tahap-tahap menulis karangan
1. Mengidentifikasi pra penulisan karangan.
2. Pelaksanaan penulisan karangan.
3. merevisi karangan. Prayitno, Harun Joko, dkk (ed.). 2001. Pembudidayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press
VII Bahasa dan Paragraf dalam pengembangan karangan
1. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dalam penyusunan karangan
2. Menyusun paragraf dengan baik dalam mengambangkan karangan Prayitno, Harun Joko, dkk (ed.). 2001. Pembudidayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press
VIII Kalimat efektif
1. Menyebutkan ciri-ciri kalimat efektif.
2. Menyusun kalimat efektif. Putrayasa,IdaBagus.2007
.Kalimat Efektif:Diksi,
Struktur, dan Logika.
Bandung. Refika Aditama.

IX Pengembangan paragraf
1. Mengembangkan paragraf dalam jenis perbandingan dan pertentangan
2.Mengembangkan paragraf dalam jenis analogi
3. Mengembangkan paragraf dalam jenis contoh
4. Mengembangkan paragraf dalam jenis sebab akibat
5. Mengembangkan paragraf dalam jenis definisi
6. Mengembangkan paragraf dalam jenis klasifikasi
7. Mengembangkan paragraf dalam jenis proses
8. Mengembangkan paragraf dalam jenis deskripsi
9. Mengembangkan paragraf dalam jenis argumentasi, dll Akhadiah, Sabarti, dkk.
2000. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga

Alwi. Hasan..dkk 2003.
Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

X Penyuntingan
1. Menunjukkan kesalahan dan pembenaran pemakaian ejaan dan tanda baca.
2. Menunjukkan kesalahan dan pembenaran pemakaian kalimat.
3. Menyelaraskan isi karangan Prayitno, Harun Joko, dkk (ed.). 2001. Pembudidayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press
XI Mid Semester
XII Kutipan
1. Menulis kutipan langsung.
2. Menulis kutipan tidak langsung Keraf,Gorys.2000.Komposisi.
Ende: Nusa Indah.

XIII Daftar pustaka
1. Mengidentifikasi unsur-unsur penulisan daftar pustaka
2. Menuliskan daftar pustaka dari berbagai sumber Akhadiah, Sabarti, dkk.
2000. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga

XIV Ringkasan
1.Mengidentifikasi ringkasan
2.Menuliskan ringkasan dari berbagai sumber Keraf,Gorys.2000.Komposisi.
Ende: Nusa Indah.

XV Teknik Resensi
1.Mengidentifikasi resensi
2.Menyebutkan ciri-ciri resensi
3.Menyeburkan syarat-syarat meresensi
4.Menulis resensi Keraf,Gorys.2000.Komposisi.
Ende: Nusa Indah.

XVI Evaluasi materi keseluruhan dan pengumpulan tugas akhir Mahasiswa Resume Materi Mata Kuliah Menyimak Mahasiswa


Baturaja, 5 Maret 2010
Dosen Pengampu


Semaun Naidu,S.Pd.

Profilku

Nama Lengkap: Semaun Naidu, S. Pd.

Tempat tanggal Lahir: 7 Agustus 1969

Alamat: Griya Sebimbing Sekundang
Blok AC No 10 BaturajaSumatera Selatan.

Pendidikan: SD N1 Banding Agung OKU Sum-Sel 1983
SMP Negeri 2 Bandar Lampung 1986
SPGNegeri 1 Bandar lampung 1989
Diploma II FKIP Unila 1991
S1. FKIP Unbara 2006
S2.Pendidikan Bahasa Universitas Sriwijaya

Pekerjaan : Guru SD Negeri 29 OKU Sum-Sel
Dosen FKIP Universitas Baturaja